Mehmed dan Perjuangan 2 Kali Terserang FLUTD

Sunday, November 07, 2021

Naya dan Mehmed

Tentang Mehmed

Mehmed ialah kucing jantan yang keluargaku adopsi dari Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (PASTY) pada usia 2 bulan tepat tanggal 1 September 2015. Saat itu, kami mengadopsi Mehmed bersama saudaranya yang kami namakan Monti berjenis kelamin betina. Selisih 2 minggu sejak diadopsi Mehmed tiba-tiba sakit. Tetapi saat kami coba ganti makanannya Mehmed berangsur membaik tetapi setelah itu tiba-tiba Monti meninggal. Sakitnya Mehmed dan meninggalnya Monti kemungkinan dikarenakan kami mengadopsinya terlalu kecil dan masih menyusu pada induknya.
Mehmed (kiri) & Monti (kanan)
Sejak saat itu Mehmed menjadi kucing tunggal dan kesayangan kami di rumah. Kemudian, selisih beberapa tahun sejak diadopsinya Mehmed keluargaku mulai mengadopsi kucing lain untuk breeding dan teman untuk Mehmed agar ia tidak kesepian. Tetapi walau kucing di rumah sekarang ada 12 ekor, tetap saja Mehmed selalu menjadi kucing kesayanganku!.
Mehmed, anak bulu kesayanganku
Saat Mehmed berusia 5 tahun, kami memutuskan untuk mensterilnya karena kami berencana untuk tidak mengembangbiakannya lagi. Setelah disteril, nafsu makannya Mehmed meningkat pesat sampai berat badannya ada diangka 5 Kg. Saat itu, menggendong Mehmed pun terasa lumayan berat.
Emang tatapannya Mehmed sombong
Untuk makanannya, Mehmed selalu mengkonsumsi makanan kering merek Proplan dan makanan basah merek Whiskas. Vaksin, obat cacing dan kontrol ke dokter hewan pun rutin.
Memang, pada saat itu Mehmed agak terlambat divaksin. Karena, idealnya vaksin pada kucing dilakukan sejak kucing berusia 8 minggu. Selain itu, Mehmed sering berada di kandang karena kebetulan bapakku suka sekali burung jadi di Rumah banyak burung di dalam kandang. Karena sebelum pandemi keluargaku sangat sibuk dengan pekerjaan masing-masing dan ditakutkan Mehmed memangsa burung-burung yang ada di Rumah maka dari itu Mehmed sering dikandang.

Mehmed dan FLUTD

Apa itu FLUTD?

Penyakit saluran kencing bagian bawah pada kucing (bahasa inggrisfeline lower urinary tract disease, sering disingkat FLUTD) adalah gangguan saluran kemih yang sering terjadi pada kucing, terutama kucing jantan. Penyakit ini dulu disebut sindrom urologik kucing (feline urologic syndrome, disingkat FUS). Masalah kesehatan ini mengganggu kandung kemih dan uretra kucing. Gangguan pada uretra disebabkan oleh struktur uretra kucing jantan yang berbentuk seperti tabung memiliki bagian yang menyempit sehingga sering menimbulkan penyumbatan urin dari kandung kemih ke luar tubuh. (Sumber : Wikipedia)

Penyebab FLUTD

Sebenarnya, sampai saat ini penyebab FLUTD itu belum diketahui menurut beberapa dokter hewan yang ku kenal. Tetapi, penyebab FLUTD paling umum karena :
  • Stress
  • Kelebihan berat badan
  • Infeksi virus dan bakteri pada saluran kemih
  • Makanan yang kurang sehat, dll.

FLUTD Pertama

Minggu, 29 Agustus 2021, tepatnya pada sore hari Mehmed yang berada di kandang tidak seperti biasanya. Saat itu, dia seperti merintih kesakitan bahkan saat dipindahkan dari kandang ke kamar dan dia juga tidak dapat berjalan. Aku dan mamahku khawatir dengan kondisi Mehmed yang seperti itu karena saat itu Klinik Hewan didekat rumahku tutup. 
Mehmed kesakitan
Mehmed baru dibawa ke Klinik Hewan Vetzone dengan drh. Aldila Yusuf Sudiana langganan keluargaku keesokan harinya tepat hari Senin, 30 Agustus 2021. Saat itu drh. Aldila Yusuf Sudiana mendiagnosa Mehmed terkena FLUTD karena stress dan kelebihan berat badan. Mehmed terpaksa harus dipasang kateter untuk mengeluarkan urinenya yang sudah bercampur darah lalu rawat inap 1 minggu untuk memudahkan memonitor keadaannya.

Mehmed setelah dipasang kateter dan diinfus
Kondisi urine Mehmed saat awal pasang kateter
Mehmed yang sudah sadar dan berangsur membaik

Kondisi urine Mehmed yang lama kelamaan mulai jernih
Jum'at, 3 September 2021 Mehmed sudah dibolehkan pulang. Mehmed terlihat segar seperti kucing pada umumnya.
Biaya di Klinik Hewan Vetzone
Kondisi Mehmed setelah pulang
Setelah Mehmed pulang, dokter menyarankan makanannya Mehmed diganti ke makanan khusus urinary. Untuk 1 bulan Mehmed makan makanan basah dan makanan keringnya Royal Canin Urinary S/O. 1 bulan makan makanan basah dan makanan kering Royal Canin Urinary S/O frekuensi buang air kecilnya Mehmed sering sekali disamping itu aku lega Mehmed buang air kecilnya lancar dan tidak terlihat mengejan seperti sebelumnya. Setelah kejadian Mehmed terkena FLUTD, Mehmed jarang dikandang lagi dan lebih sering berada di kamarku bahkan tidur pun bersamaku. Kamarku berukuran 3 meter x 5 meter jadi menurutku dengan ukuran kamar yang lumayan besar ini bisa meminimalisir tingkat stress pada Mehmed.
Mehmed di dalam Litter Box
Setelah 1 bulan Mehmed mengonsumsi makanan basah dan makanan kering Royal Canin Urinary S/O aku mulai mengganti makanan basah dan makanan keringnya ke Royal Canin Urinary Care. Tetapi, selama Mehmed mengkonsumsi makanan urinary ini nafsu makannya menurun. Mungkin, karena bau makanannya kurang menyengat. Setiap memberi makan Mehmed dengan makan makanan khusus urinary, aku mengakalinya dengan mencampur sedikit makanan kesukaannya dulu sebelum terkena FLUTD agar dia tetap mau makan.

FLUTD Kedua

Selasa, 2 November 2021 malam hari, Mehmed mulai bertingkah tidak seperti biasanya. Beberapa kali kulihat dia kesusahan buang air kecil bahkan hanya kaki depannya saja yang sanggup masuk ke litter box (box pasir) sedangkan kaki belakangnya hanya diluar litter box jadi bisa dibayangkan urinenya Mehmed menyebar kemana-mana. Saat jam 1 malam aku pun kaget mendapatti urine Mehmed berlendir pada litter boxnya. Tetapi, memang beberapa hari sebelumnya Mehmed mulai kehilangan nafsu makan.
Mehmed mulai lemas
Karena keanehan itu, keesokan harinya yaitu Rabu, 3 November 2021 Mehmed kubawa ke Klinik Hewan Vetzone yaitu Klinik Hewan yang sebelumnya menangani FLUTD Mehmed yang pertama. drh. Aldila Yusuf menyarankan Mehmed dibawa ke Rumah Sakit Hewan  Prof. Soeparwi UGM karena kondisi Mehmed yang sudah lemas, dehidrasi dan jika perlu cek Laboratorium. Tetapi, karena saat itu sudah sore hari dan selama pandemi Covid-19 untuk pemeriksaan hewan di Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi UGM perlu reservasi H-1 maka aku memutuskan untuk membawa Mehmed keesokan harinya sesudah reservasi. Karena kondisi Mehmed yang sudah lemas, aku pindah ke Klinik Hewan langganan keluargaku yang lainnya namanya Godean Pet Clinic disitu Mehmed diberi suntik vitamin, infus dan obat untuk memudahkan Mehmed pipis tetapi malamnya Mehmed sama sekali tidak bisa buang air kecil (mampet).
Biaya di Godean Pet Clinic
Kamis, 4 November 2021 Mehmed dibawa ke Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi UGM. Setelah sampai di RSH dan tanpa menunggu lama Mehmed langsung masuk Ruangan Pemeriksaan, dokter hewan mendiagnosa Mehmed urinenya tersumbat lagi. Saat itu dokter melakukan flushing pada Mehmed, kulihat urinenya Mehmed mengandung darah tapi tidak sepekat saat Mehmed terkena FLUTD pertama. Dokter menawarkan pasang kateter untuk memudahkan Mehmed mengeluarkan urine dan rawat inap 1 hari karena kondisi Mehmed yang lemas dan harus diinfus. Aku setujui tawaran dokter pada saat itu, dan menandatangani beberapa dokumen untuk persetujuan pasang kateter dan infus. Aku selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk Mehmed agar ia sembuh!.

Jum'at, 5 November 2021 saat pagi hari aku melihat layar ponselku ada 1 pesan baru melalui Whatsapp yang berisi pemberitahuan bahwa Mehmed dapat dijemput pukul 3 sore. Tentu saja, aku senang mendapat kabar itu karena saat Mehmed tidak di rumah atau aku tidak bersama Mehmed tidurku dimalam hari tidak nyenyak. Pukul 3 sore tiba, aku dan mamahku menjemput Mehmed di RSH Prof. Soeparwi UGM saat itu kulihat kondisi Mehmed sudah segar kembali di dalam kandang yang dibawa keluar oleh perawat hewan, tetapi masih dengan kateter yang terpasang pada bagian tubuhnya dan apoteker yang membawa plastik berwarna merah berisi obat-obat yang sudah diresepkan untuk Mehmed yang siap diberikan padaku.
Biaya di Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi UGM
Obat yang diresepkan oleh dokter hewan
Setelah sampai rumah, Mehmed minum air banyak sekali. Kemudian kucoba memberinya makanan kering Royal Canin Urinary S/O dia tidak mau, kuberi makanan basah Royal Canin Urinary S/O pun dia tidak mau. Aku mulai khawatir karena Mehmed tidak mau makan, aku pun sudah mencoba menyuapinya makanan basah Royal Canin Urinary S/O dengan pipet tapi karena tekstur makanannya yang kasar dan besar jadi aku merasa kesulitan memasukkan makanan dalam pipet. Saat itu aku teringat kakaknya sahabatku Arvi seorang dokter hewan, aku coba hubungi kakaknya sahabatku itu namanya mbak drh. Diyah melalui DM Instagram menanyakan cara memberi makan kucing yang tidak mau makan dan mengidap FLUTD. Mbak drh. Diyah pun menyarankan untuk menghaluskan makanan basah Royal Canin Urinary S/O dengan memberi sedikit air hangat, karena nantinya setelah dihaluskan teksturnya sangat encer jadinya mudah untuk memberikannya ke Mehmed dengan bantuan pipet. Sarannya pun langsung kucoba, Mehmed langsung makan dengan lahap melalui pipet. Aku merasa tenang karena perutnya Mehmed sudah terisi makanan dan aman saat diberikan obat dari dokter.

Sabtu, 6 November 2021 aku bangun pagi-pagi sekali untuk memberi makan Mehmed dengan Royal Canin Urinary S/O basah yang sudah dihaluskan. Saat itu Mehmed masih bisa makan seperti biasa dan dapat minum sendiri. Aku memberi makan Mehmed 3x sehari (pagi, siang dan malam) dengan bantuan pipet, untuk tambahan minumnya aku beri setiap 20 menit sekali melalui pipet. Karena kondisi Mehmed yang seperti itu, dia hanya makan dan minum sedikit.
Mehmed saat diberi obat dan vitamin
Minggu, 7 November 2021 pagi hari saat aku bangun, aku kaget melihat underpadnya (alas) Mehmed sama sekali tidak ada urine. Kucoba menekan perutnya secara perlahan tapi hanya keluar sedikit urine dari kateternya. Kukira karna kurangnya minum, kucoba beri makan dengan bantuan pipet lalu kuberi minum dan terakhir kuberi obat dari dokter. Mehmed terlihat kesusahan mengejan untuk buang air kecil tetapi hanya sedikit urine yang keluar. Aku semakin khawatir dengan kondisinya yang semakin lemas. Ingin langsung kuantar ke Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi UGM tetapi hari Minggu libur. Dengan perasaan panik dan khawatir, aku langsung menghubungi drh. Aldila Yusuf Sudiana (dokter Klinik Hewan Vetzone), saat itu kukirimkan video Mehmed yang nafasnya sudah tidak beraturan dan drh. Aldila Yusuf Sudiana mengirimkan pesan tertulis "Mehmed kondisinya sudah collapse mbak, harus segera dibawa ke Klinik agar secepatnya mendapat tindakan". Tetapi belum ada 1 menit dokter membalas pesanku melalui Whatsapp, nafasnya Mehmed semakin tidak beraturan kucoba usap kepalanya, menangis dengan mengatakan "Naya minta maaf ya Mehmed, jika selama ini sebagai owner kurang maksimal merawat Mehmed sampe Mehmed harus kesakitan kaya gini. Naya gapapa ditinggalin sendiri, yang penting Mehmed gak sakit lagi. Your fight is over. May we meet again". Tepat pukul 13.20 Mehmed menghembuskan nafas terakhirnya.
Mehmed meninggal di usia 6 tahun 4 bulan
Ditulisan ini, aku tidak bermaksud menyalahkan dan menjatuhkan pihak manapun. Aku hanya bercerita secara detail apa yang kualami bersama Mehmed kucing kesayanganku. Selama aku membawa Mehmed pindah ke dokter hewan sana sini aku tau mereka sudah berusaha sebaik mungkin. Sejak awal Mehmed diadopsi aku sudah berkomitmen padanya jadi tidak ada penyesalan bagiku selama ini merawat Mehmed dari dia sehat sampai sakit. Bahkan, tidak ada penyesalan sama sekali sampai aku menghabiskan dana tabunganku selama ini untuk berobat Mehmed. Aku lebih menyesal jika aku sama sekali tidak berusaha untuk Mehmed. Mehmed sudah ditakdirkan hanya hidup sampai usia 6 tahun 4 bulan.

Bakalan kangen sama anak bulu ganteng ini!

Terimakasih Mehmed sudah memberi senyum dan kebahagiaan untuk Naya! 
Terimakasih semua dokter hewan yang sudah berusaha semaksimal mungkin untuk Mehmed!
Terimakasih keluargaku terutama kedua orang tuaku yang sangat berperi kehewanan!




You Might Also Like

0 komentar