Inspirasi Tugas Artikel Bahasa Jawa: Kerajinan Bambu Tunggak Semi Dari Malangan Yang Mendunia
Sunday, June 11, 2017Kali ini, aku ingin berbagi sebuah inspirasi tulisan yang mungkin bisa sangat membantu kalian dalam menyelesaikan tugas Bahasa Jawa. Seperti yang kita tahu, belajar Bahasa Jawa bukan hanya sekadar mempelajari tata bahasa dan kosakata, tetapi juga memahami budaya, tradisi, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dalam proses belajar, sering kali kita dihadapkan pada tugas-tugas yang menantang, seperti membuat artikel atau karya tulis lainnya.
Beberapa waktu lalu, aku juga mengalami hal serupa. Di tengah kesibukan menghadapi ujian dan berbagai tugas yang menumpuk, aku mendapatkan tugas untuk membuat artikel dalam Bahasa Jawa. Tantangan ini menjadi kesempatan bagiku untuk menggali lebih dalam tentang budaya dan kehidupan masyarakat sekitar. Menyusun artikel bukan hanya tentang memenuhi kewajiban akademik, tetapi juga tentang berbagi informasi dan mengungkapkan kreativitas.
Untuk itu, aku ingin membagikan contoh artikel yang bisa menjadi referensi untuk kalian semua. Artikel ini tidak hanya akan disajikan dalam Bahasa Jawa, tetapi juga dilengkapi dengan terjemahan dalam Bahasa Indonesia agar lebih mudah dipahami. Semoga contoh ini bisa menginspirasi kalian dan membantu dalam menulis tugas yang sama. Mari kita eksplorasi bersama dan temukan keindahan dalam bahasa yang kita cintai ini. Selamat membaca dan semoga bermanfaat!
Versi Bahasa Jawa
Kerajinan
Bambu Tunggak Semi Wonten Malangan
Dening
Kanaya Novivian Tabitha Angel
Bambu inggih menika tanaman ingkang
asring kito panggihi wonten ing Indonesia. Dening kathah daerah kagungan nami
benten sanesipun kangge bambu. Umpamanipun Pring wonten ing Boso Jawa lan Bulo
wonten boso Sulawesi. Dereng wonten ingkang kasibatipun kanthi mesti saking
pundi asal persebaran tanaman ingkang mlebet wonten keluarga suket-suketan
meniko. Sanesipun pemekaran wonten Asia Timur, ingkang utami Tiongkok Daratan
kaliyan dados panganipun Panda, tanaman bambu inggih saged gesang subur wonten
benua Afrika lan Amerika nggangge wujud ingkang saged ngimbangi kahanan
lingkungan sanesipun.
Inggih meniko batang berongga saking bambu ingkang tekstur lentur lan
sampun dados bagian saking peradaban Tiongkok saking ewon taun. Gampil
sanget, pados katilaran
kerajaan-kerajaan wonten meniko ngangge olahan bambu.
Sanesipun wonten ing Indonesia kathah saged para pengrajin bambu lan
madegipun usaha-usaha kerajinan bambu. Salah sawijinipun usaha kerajinan bambu
Tunggak Semi.
Tunggak Semi “Bambu Handycraft” lokasinipun wonten ing Dusun Wisata
Malangan, SumberAgung, Moyudan, Sleman, DIY ingkang lumampah saking tahun 1965.
Usaha meniko dirintis kalih tiyang sepuhipun Bapak Suryadi (Pemimpin Tunggak
Semi sakmenika). Desa Malangan nggadahi sejarah unik amargi daerah Moyudan lan
Minggir saking rumiyin kondhang dadi penghasil kerajinan bambu arupi besek lan tampah.
Saking kathahipun pengrajin dening tahun 1965 wonten pengembangan desain
saking kerajinan bambu ingkang dilampahi dumateng PT. Lipin. Amargi mboten
wonten kecocokan kalih PT. Lipin, tiyang sesepuhipun Bapak Suryadi milih medal
lan ngembangke usahanipun kiyambak. Menika ingkang dados lumampah kawiwitan
jumenengipun Tunggak Semi. Saking umumipun, usaha menika dikembangke kalih
sebates keluarga nanging saking asringipun lumampah , wekdal, usaha menika berkembang. Wonten tahun 1972, usaha
kerajinan bambu menika diwiwiti, salah sawijining PT. Panca Niaga Jakarta lan
kawiwitan dieskpor wonten luar negeri. Sakwekdal menika kathah perusahaan
Jakarta ingkang kathah mesen produk kerajinan bambu.
Saking perkembangan usaha lan pemesanan, wonten ing tahun 1987, usaha
kerajinan bambu menika diparingi nami “Tunggak
Semi”, ingkang artinipun Tunggak
inggih menika potongan saking bambu, lan Semi
inggih menika tumbuh kembang melih. Ingkang diartekke dados bambu ingkang
tunggakipun dipotong bakale tukul meneh. Saking maksud, usaha menko saged terus
berkembang.
Wonteng tahun 1987, usaha menika mulai dipimpin, Bapak Suryadi lan
pemasaran produkipun saged merambah pasar local lan ekspor luar negeri. Saking
perusahaan-perusahaan saged kerjasama saged kerjasama kalian Tunggak Semi.
Sakwekdal menika saking berkembangipun Tunggak Semi, usaha menika kawiwitan nglampahi
ekspor produk kiyambak wonten tahun 1994.
Bahan baku ingkang digunakake Tunggak Semi kangge produkke, kathahipun
manfaatke batang bambu apus, bambu caedani lan bambu petung nyesuekake jenis
produk ingkang didamel lan kelenturang ingkang dipergunakaken saged awet dangu.
Terjemahan Bahasa Indonesia
Kerajinan
Bambu Tunggak Semi dari Malangan yang Mendunia
Karya Kanaya Novivian Tabitha Angel
Bambu adalah tanaman yang sering kita jumpai di
Indonesia. Bahkan banyak daerah yang memiliki nama lain untuk bambu misalnya
Pring dalam Bahasa Jawa dan Bulo dalam Bahasa Sulawesi. Belum ada yang
menyebutkan secara pasti dari mana asal persebaran tumbuhan yang masuk dalam
keluarga rumput-rumputan tersebut. Selain berkembang di Asia Timur terutama
Tiongkok Daratan dan menjadi makanan kesukaan Panda, tanaman bambu juga tumbuh
subur di benua Afrika dan Amerika dengan bentuk yang telah menyesuaikan kondisi
lingkungan masing-masing.
Bahkan batang berongga dari bambu
yang bertekstur lentur itu telah menjadi bagian dari peradaban Tiongkok sejak
ribuan tahun silam. Mudah sekali mencari tahu peninggalan kerajaan-kerajaan di
sana berupa olahan bambu kelak diadopsi oleh bangsa lain, mulai dari alat
menangkap ikan, peralatan makan, sumpit, perlengkapan rumah tangga, topi
anyaman bambu, kipas, kotak untu penyimpanan, peralatan music seperti suling,
hingga memanfaatkan batang bambu utuh sebagai karya seni ukir yang bernilai
tinggi.
Selain itu, di Indonesia banyak sekali para pengrajin
bambu dan berdirinya usaha-usaha kerajinan bambu. Salah satunya usaha kerajinan
Bambu Tunggak Semi.
Tunggak Semi “Bambu Handicraft”
berlokasi di Desa Wisata Malangan, SumberAgung, Moyudan, Sleman, DIY yang
beroperasi sejak tahun 1965. Usaha ini dirintis oleh orang tua dari Bapak
Suryadi (Pemimpin Tunggak Semi saat ini). Desa Malangan memiliki sejarah unik
karena daetah Moyudan dan Minggir dari dulu terkenal dengan penghasil kerajinan
bamboo berupa besek dan tampah.
Berawal dari
banyaknya pengrajin, maka pada tahun 1965 ada pengembangan desain dari
kerajinan bamboo yang dilakukan oleh PT. Lipin. Karena, tidak terjadi kecocokan
dengan PT. Lipin, orangtua Bapak Suryadi memilih keluar dan mengembangkan
usahanya sendiri. Inilah yang menjadi awal mula berdirinya TUNGGAK SEMI. Pada
umumnya, usaha ini dikembangkan oleh sebatas keluarga tapi seiring berjalannya
waktu, usaha ini mulai berkembang. Pada tahun 1972, usaha kerajinan bamboo ini
mulai melebarkan sayap, salah satu konsumennya adalah PT. Panca Niaga Jakarta
dan mulai diekspor ke luar negeri. Mulai saat itu banyak perusahaan dari
Jakarta yang banyak memesan produk kerajinan bambu.
Dengan
berkembangnya usaha dan pemesanan, pada tahun 1987, usaha kerajinan bambu ini
diberi nama “TUNGGAK SEMI” yang berarti, Tunggak adalah potongan dari bambu,
dan Semi adalah tumbuh berkembang kembali, jika diartikan menjadi bambu yang
tunggaknya dipotong pasti akan tumbuh kembali. Dengan maksud usaha ini dapat
terus berkembang.
Pada tahun 1987
usaha ini mulai dipimpin oleh Bapak Suryadi dan pemasaran produknya sudah
merambah pasar local dan ekspor ke luar negeri melalui perusahaan-perusahaan
yang bekerjasama dengan TUNGGAK SEMI.
Seiring semakin berkemabnganya Tunggak Semi, usaha ini mulai melakukan ekspor
produk sendiri pada tahun 1994.
Mengenai bahan
baku yang digunakan Tunggak Semi, sebagian besar memanfaatkan batang bambu
apus, bambu caendani dan bambu petung menyesuaikan jenis produk yang akan
dibuat dan kelenturan yang diperlukan agar tahan lama.
2 komentar
Kak, mohon maaf aku ijin buat materi artikel di kelas ya. Aku kasih penulisnya kok.
ReplyDeleteOkeee :)
Delete