Setelah sekian lama absen dari dunia menulis, rasanya seperti bertemu kembali dengan sahabat lama. Banyak hal yang telah berubah sejak tulisan terakhirku, terutama perjalanan karier yang membawa ku ke dunia yang dari dulu selalu kuimpikan: menjadi seorang network engineer. Di tengah kesibukan yang kujalani, aku menyadari betapa pentingnya berbagi cerita, bukan hanya tentang teknis pekerjaan, tetapi juga tentang pengalaman hidup dan tantangan sebagai seorang perempuan di industri teknologi yang dinamis ini.
Apa itu Network Engineer?
Network engineer adalah seorang profesional di bidang teknologi informasi yang bertanggung jawab untuk merancang, mengimplementasikan, mengelola, dan memelihara infrastruktur jaringan komputer dalam suatu organisasi. Pekerjaan seorang network engineer mencakup berbagai aspek, antara lain:
- Perancangan Jaringan : Menciptakan arsitektur jaringan yang efisien, termasuk pemilihan perangkat keras dan perangkat lunak yang tepat untuk memenuhi kebutuhan organisasi.
- Pengaturan dan Konfigurasi : Mengatur dan mengonfigurasi perangkat jaringan, seperti router, switch, firewall, dan perangkat lainnya agar dapat berfungsi dengan baik.
- Pemeliharaan Jaringan : Memantau kinerja jaringan secara berkala, mengidentifikasi masalah, dan melakukan perbaikan jika diperlukan untuk memastikan jaringan tetap stabil dan aman.
- Keamanan Jaringan : Menerapkan langkah-langkah keamanan untuk melindungi data dan infrastruktur jaringan dari ancaman dan serangan siber.
- Troubleshooting : Menganalisis dan menyelesaikan masalah jaringan yang mungkin muncul, baik yang bersifat hardware maupun software.
- Dokumentasi : Menyusun dan memelihara dokumentasi tentang konfigurasi jaringan, kebijakan keamanan, dan prosedur operasional yang diperlukan.
Awal mula mengenal Network Engineer
Jadi, ceritanya berawal ketika aku mendapat nilai tertinggi di mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) saat kelas 1 SMP. Itu adalah kali pertama aku mengenal dunia teknologi dan sekaligus mulai merasakan ketertarikan yang mendalam hanya dari praktik di Lab dan membaca buku dari Perpustakaan Sekolah. Ketika aku menginjak kelas 2 SMP, orang tuaku mulai bertanya tentang bakat dan minatku. Saat itu, aku dengan mantap memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke SMK jurusan TKJ (Teknik Komputer dan Jaringan) setelah melakukan riset yang matang melalui internet terkait jurusan tersebut. Alasan memilih jurusan tersebut pun sangat sederhana: aku penasaran dengan cara kerja internet secara mendalam dan bagaimana semua orang bisa terhubung melalui internet. Keinginan ini menjadi langkah awal yang membawaku ke dunia teknologi yang lebih luas dan penuh tantangan.
Pendidikan yang ditempuh untuk menjadi Network Engineer
SMK jurusan TKJ (Teknik Komputer dan Jaringan) adalah langkah awal dalam perjalananku untuk memahami dasar-dasar dunia jaringan. Di sinilah aku pertama kali diperkenalkan dengan konsep-konsep teknis yang menjadi fondasi penting dalam karier sebagai network engineer. Pendidikan ini memberikan bekal awal yang sangat berharga, mulai dari memahami bagaimana komputer berkomunikasi, membangun dan mengelola jaringan, hingga troubleshooting dasar yang sering kali menjadi kunci dalam mengatasi berbagai masalah jaringan di dunia kerja nyata.
Saat di SMK, aku beruntung mendapatkan kesempatan untuk menjalani PKL (Praktik Kerja Lapangan) di PT. Telkom Indonesia, tepatnya bersama tim Telkom Akses. Pengalaman ini (ceritanya bisa dibaca disini) sangat berharga karena di sinilah aku pertama kali terjun langsung ke dunia kerja yang sesungguhnya. Selama PKL, aku belajar banyak tentang teknologi fiber optik dan konsep FTTH (Fiber To The Home). Mulai dari pemasangan, pemeliharaan, hingga troubleshooting jaringan fiber.
Splicing (metode penggabungan dua serat optik) fiber optik saat PKL di Telkom |
Ikut lomba Gelar Karya Mahasiswa di Kampus. Alhamdulillah, juara 3 kategori Hardware & Software |
MikroTik User Meeting (MUM) 2018 di Yogyakarta, Network Engineer sangat wajib datang di event ini. |
Perjalanan Karier Network Engineer
Setelah lulus kuliah, aku mulai mendaftar ke banyak lowongan pekerjaan sebagai network engineer selama 6 bulan. Ya, 6 bulan…waktu yang terasa sangat lama, bukan?. Sejujurnya saat itu adalah salah satu titik terendah dalam perjalananku, di mana aku mulai kehilangan motivasi untuk terus mengejar karier di bidang network engineer. Banyak lowongan yang kualifikasi utamanya mengharuskan pelamar berjenis kelamin laki-laki. Hal ini membuatku merasa seperti berada di lingkungan yang tidak ramah bagi perempuan.
Tak jarang, saat mengikuti tes wawancara, kemampuanku diremehkan hanya karena aku seorang perempuan. Bahkan, ada salah satu pewawancara yang menyarankanku untuk berpindah ke bidang lain yang lebih banyak memberikan kesempatan bagi perempuan. Hal ini membuatku semakin frustrasi, seolah-olah genderku menjadi penghalang besar untuk mewujudkan impianku.
Salah satu pengalaman paling menyakitkan terjadi ketika aku diterima bekerja di salah satu ISP di Jogja. Aku sangat antusias pada hari pertama bekerja, tapi kenyataannya hanya bertahan sehari. Keesokan harinya, aku diberhentikan dengan alasan bahwa tim merasa tidak nyaman bekerja dengan perempuan. Ya, saat itu aku memang satu-satunya perempuan di kantor. Pengalaman ini meninggalkan bekas yang mendalam, tapi juga memperkuat tekadku untuk tidak menyerah. Meskipun menghadapi diskriminasi gender dan prasangka, aku yakin bahwa tempatku sebagai network engineer bukanlah suatu kebetulan, melainkan hasil dari usaha dan kemampuan yang telah aku bangun selama bertahun-tahun.
Test Praktik Network Engineer |
Selama 6 bulan itu, kegiatanku tidak hanya fokus pada mencari pekerjaan, tetapi juga memanfaatkan waktu untuk mengikuti berbagai pelatihan gratis yang disediakan oleh Digitalent KOMINFO guna meningkatkan kemampuanku. Dari sekian banyak pelatihan yang aku ikuti, pengalaman paling berkesan adalah ketika aku berhasil meraih sertifikasi internasional Linux+ CompTIA. Sertifikasi ini terasa sangat istimewa karena tantangannya tidak mudah dan prosesnya sangat ketat. Bahkan, jika harus membayar sendiri, biayanya mencapai sekitar 5 juta rupiah (harga yang cukup tinggi menurutku). Berhasil mendapatkan sertifikasi ini membuatku semakin percaya diri bahwa aku memiliki keahlian yang kompetitif, meskipun perjalanan untuk mendapatkan pekerjaan impianku masih penuh dengan tantangan.
Sertifikat CompTIA Linux+ |
Setelah 6 bulan berjuang dan 126 lowongan pekerjaan yang sudah ku daftar, akhirnya aku mendapat pekerjaan pertamaku sebagai network engineer di salah satu Perusahaan IT Consultant berkat informasi dari salah satu temanku di SMK. Namun sayangnya, setelah 7 bulan bekerja di perusahaan tersebut, tiba-tiba semua karyawan se kantor dirumahkan karena suatu alasan. Meskipun peristiwa ini sangat mengecewakan dan membuatku merasa kehilangan, aku bertekad untuk terus melangkah dan mencari peluang baru. Pengalaman ini mengajarkanku bahwa dunia kerja memang penuh dengan ketidakpastian, tetapi setiap tantangan juga membawa pelajaran berharga.
Aku pun kembali mendaftar ke berbagai lowongan pekerjaan sebagai network engineer, sambil memanfaatkan kesempatan untuk menjadi fasilitator pelatihan Digitalent KOMINFO X Google. Pengalaman menjadi fasilitator ini sangat berharga untukku karena tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga memberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan banyak orang dan berbagi pengetahuan.
Fasilitator Digitalent KOMINFO X Google |
Setelah satu bulan mencari pekerjaan lagi dan, aku akhirnya mendapatkan pekerjaan yang sekarang berkat LinkedIn dan juga dihubungi langsung oleh team leader network engineer di perusahaan tersebut. Keterhubungan ini menunjukkan betapa pentingnya membangun networking dan branding diri pada platform profesional dalam membuka peluang karier baru.
Di perusahaan tempat aku bekerja saat ini, aku benar-benar tidak menyangka bahwa aku adalah satu-satunya perempuan di tim network engineer, bahkan di seluruh divisi infrastruktur. Namun, aku sangat beruntung bisa setim dengan orang-orang hebat. Mereka sangat mau menerimaku, mengajarkanku dengan sabar dan tidak pelit ilmu. Salah satu dari mereka adalah sosok yang channel YouTube-nya selalu aku lihat sejak mengerjakan skripsi S1, terutama saat mengalami kesulitan di dunia jaringan. Kini, aku bisa bertanya langsung kepadanya, dan itu merupakan pengalaman yang sangat berharga.
Kolaborasi Network Engineer x IT Support |
Selain itu, aku juga bertemu dengan sosok yang bisa dikatakan sebagai "bapak MikroTik," seseorang yang dulunya hanya aku kenal lewat artikel di internet. Pengalaman ini membuatku semakin merasa beruntung dan termotivasi untuk terus belajar dan berkembang di bidang yang aku cintai ini. Setiap hari adalah kesempatan baru untuk memperluas pengetahuan dan keterampilanku, dan aku bertekad untuk memanfaatkan setiap momen yang ada.
Untuk kalian perempuan yang sedang berjuang saat ini dalam hal apapun, terutama dalam berkarir di dunia IT, tetaplah semangat! Tunjukkan bahwa kita bisa dan mampu menghadapi segala tantangan. Setiap langkah kecil yang kita ambil adalah bagian dari perjalanan yang lebih besar. Jangan pernah ragu untuk mengejar impianmu, karena kita memiliki potensi yang luar biasa. Bersama-sama, kita bisa membuktikan bahwa perempuan juga memiliki peran penting dalam dunia teknologi. Teruslah berjuang dan raih impianmu!